Senin, 11 Agustus 2008

CIPTAKAN PENDIDIKAN DISIPLIN BERLALU LINTAS

CIPTAKAN PENDIDIKAN DISIPLIN
BERLALU LINTAS

Displin dalam pendidikan berlalu lintas perlu kita ciptakan dimana dalam menyelenggarakan pendidikan disiplin dan keselamatan lalu lintas Nasional secara berjenjang dan berkelanjutan ini merupakan agenda penting oleh sebab itu diharapkan dari semua pihak yang terkait dengan kepentingan dalam berlalu lintas sangatlah perlu terus menerus untuk selalu koordinasi dan bekerja sama guna mewujudkan kesadaran hukum masyarakat serta agar dapat terciptanya suatu keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran serta kenyamanan di jalan raya.

Secara etimologi bahwa disiplin sesuai dengan kamus Wibser adalah latihan untuk mengendalikan diri, karakter atau keteraturan dan efesiensi, dengan demikian orang yang disiplin adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya yang mempunyai keteraturan hidup dan bertindak efesien, sedangkan dalam pemahaman secara umum disiplin adalah merupakan sikap yang rutin (konsisten) terhadap prilaku kepada apa yang dianggap benar dan baik.

Indikasi dari disiplin itu adalah dapat dilihat dari adanya beberapa tindakan atau perbuatan antara lain :
1. Kesadaran tujuan yang meliputi adanya akan tujuan hidup, belajar dan bekerja serta tujuan berkeluarga maupun tujuan lain – lain yang terbaik akan pencapaian suatu tujuan.
2. Memahami bagaimana cara dalam pencapaian suatu tujuan tersebut, dan memahami sistem, aturan serta tahapan ataupun paham bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan.
3. Dakam kontek disiplin paham dan mengetahui tentang sistem evaluasi dengan menentukan instrumen sebagai tolak ukur suatu keberasilan disiplin tersebut.

Jika disiplin dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari maka sebuah keberasilan atau kesuksesan, bahkan sampai berprestasi adalah orang yang karena disiplin, maka dalam hal kontek pendidikan sangatlah perlu ditegakkan karena kesadaran dari diri sendiri bukanlah karena orang lain, sehingga akan dapat lahir disiplin yang tidak kaku, otoriter dan menakutkan, bahkan rukan karena takut sehingga disiplin ini tidak akan dapat mematikan inisiatif, kreatif, inovasi dimana orang merasa terkekang dalam mencoba untuk melakukan banyak hal.

TANAMKAN DISIPLIN SEJAK DINI

Disiplin masyarakat kita bukan sesuatu hal yang baru namun merupakan suatu yang cukup sulit untuk diwujudkan bagi sebagian orang bahwa disiplin hanyalah merupakan suatu slogan semata namun bagi sebagian yang lain disiplin adalah merupakan suatu karakter dalam hidupnya, maka apa yang melatarbelakangi setiap orang sulit untuk berdisiplin. ? semua tingkah laku itu diperoleh melalui proses belajar dimana penjelasan dalam psikologi maka orang berdisiplin mulai dari bangun pagi, karena sudah terbiasa, terlatih, taat hukum, patuh pada peraturan oleh sebab itu sikap tersebut dapat ditumbuhkan, ditanamkan rasa disiplin sejak dini.

Dalam pengkondisian ini nanti akan dapat terbentuk suatu prilaku atau kebiasaan masyarakat untuk bersikap disiplin oleh sebab itu akan timbul suatu tindak enak dalam perasaan seseorang bila melakukan suatu tindakan pelanggaran atau tidak disiplin, contoh lain bila melanggar lampu merah saat menyala maka akan merasa menyesal dan bila orang lain yang telah terbiasa berhenti ketika lampu merah akan merasa bersalah ketika yang bersangkutan atau orang lain melanggar, untuk itu agar masyarakat terbiasa dengan prilaku disiplin berlalu lintas, oleh sebab itu sikap tersebut perlu ditanamkan disiplin sejak dini kepada anak – anak atau regenerasi kita karena pada masa inilah segala prilaku manusia mulai dibentuk sejak usia dini sebelum terpengaruh dengan orang lain maka ditanamkan disiplin pendidikan sejak dini harus dikenalkan dengan sikap dan prilaku serta contoh yang sangat positif.

BAGAIMANA MENCIPTAKAN PENDIDIKAN DALAM
PENERAPAN DISIPLIN

Disiplin bagi masyarakat kita bukan hal yang baru sebagai mana uraian diatas maka merupakan suatu yang cukup sulit untuk diciptakan dan diwujudkan, karena disiplin akan sangat dipengeruhi oleh logika, etika dan estetika yang ada pada orang yang bersangkutan atau dalam suatu masyarakat, untuk itu maka akal perasaan dan aturan sangat mempengaruhi pada pembentukan disiplin tersebut, seliam itu juga perlu dipahami bahwa sebagai manusia telah di anugerahi dua belahan otak oleh Tuhan Yang Esa, yaitu otak kanan dan otak kiri dimana masing – masing belahan tersebut berperan dan mempunyai fungsi yang berbeda, fungsi yang satu untuk taat atau disiplin, patuh tetapi belahan yang satu mengejak untuk kreatif, bebas berinovasi bahkan merdeka, maka disinilah letaknya peran, aturan, logika dan estetika untuk kemudian orang tersebut tetap kreatif serta merdeka dalam koredor yang dibenarkan dalam aturan.
Secara lebih jelas maka untuk menciptakan pendidikan disiplin atau penerapan tindakan masyarakat maupun perorangan itu akan sangat dipengaruhi berbagai faktor untuk itu menerapkan disiplin ada beberapa hal yang dapat diperhatikan antara lain :

1. Menentukan aturan, batas – batas kapan aturan dilanggar dengan jelas dan dapat menjelaskan serta memberikan keterangan secara konkrit.
2. Memberikan peringatan bukan suatu ancaman dan memberikan tindakan jika tidak menepati sesuai dengan aturan, dan didalam peyampaian peringatan kita juga harus dapat mengontrol intonasi respon baik suara, gerakan dan selain itu juga dapat mengendalikan emosi karena dalam memberikan peringatan pada dasarnya manusia membutuhkan suatu kehangatan dan kasih sayang.
3. Konsisten bahwa sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dalam memberlakukan konsekuensi untuk selalu menciptakan dengan kondisi terhadap pelanggar misalkan bahwa mereka dapat kejelasan dengan rasa enak, senang dan menerima akan tindakannya.
4. Guna memperbaiki sesuatu tindakan kesalahan atau pelanggaran maka para pelanggar untuk dapat diberi suatu kesempatan sehingga mau meminta maaf dan dapat merubah atau memperbaiki tingkat kesalahannya dengan rasa iklas dan tulus.
5. Peraturan atau un dang – undangh yang jelas serta sifatnya unversal dan tetap sehingga aturan tersebut akan lebih mudah dan diketahui oleh masyarakat dari pada aturan tersebut tidak jelas atau bahkan membingungkan oleh masyarakat.
6. Manusia dalam bentuk sebagus apapun aturannya bila manusia yang ditegakkan maupun penegaknya itu tidak disiplin, tidak konsisten dan bahkan mudah terpengaruh oleh karena godaan dunia, alasan karena waktu, tidak tau dll maka disiplin akan menjadi hiasan belaka dalam kehidupan masyarakat.
7. Fasilitas atau sarana prasarana yang manpu untuk menunjang dalam pelaksanaan disiplin tersebut adalah fasilitas sangat mendukung sebagai terwujudnya suatu pendidikan disiplin berlalu lintas.
8. Pola hubungan kerja dan tata cara serta mekanisme atau hukuman / tindakan, strategi didalam memecahkan masalah dan dalam penanganan kasus ( manajement ) akan sangat membantu dalam pelaksanaan guna menciptakan pendidikan disiplin berlalu lintas dalam pelaksanaan dilapangan.
Didalam menciptakan pendidikan disiplin berlalu lintas selain apa yang di jelaskan diatas maka tidak kalah pentingnya adalah masalah kesehatan, kerja dan amal dalam rangka menciptakan dan menegakkan disiplin maka dengan mewujudkan kesehatan amal atau kerja itu guna memudahkan dalam pencapaian disiplin disampaikan dengan istilah sebutan 5 M yaitu :

1. Moral dimana sangat dapat diwujudkan suatu tindakan yang meliputi integritas, kepatuhan norma sistem nilai, iman dan taqwa.
2. Mandat adalah suatu tindakan yang meliputi profesionalisme, hak dan kewajiban, tanggung jawab serta ketuntasan kerja.
3. Man power yang didalamnya mencakup kekokohan iman, stabilitas watak, ketangguhan ilmu, kepekaan emosi dan kegaerahan sosial
4. Manajement yang meliputi idialisme gagasan, struktur organesasi, personel, pelaksanaan, penilaian dan kritik membangun serta komonikasi yang efektif
5. Mony yang dapat mencakup dalam suatu sarana prasarana, fasilitas, dana, hubungan dan jaminan sebagai sumber kekuatan.

Dalam rangka menciptakan pendidikan disiplin berlalu lintas maka sangat perlu membangun kultur disiplin dalam suatu masyarakat yang mempunyai strategi dan metode yang sangat tepat, kesemuanya tanpa ini maka disiplin hanya akan menjadi suatu pembicaraan saja oleh sebab itu harus dimulai dari diri kita sendiri, lingkungan keluarga, kerja dan sekolah serta lingkungan tempat tinggal dan akan secara umum mungkin inilah konsep yang paling sederhana namum masyarakat yang disiplin kita sama – sama untuk dapat mewujudkannya antara keluarga sekolah, lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara harus ada suatu konsistensi dan konsekuensi dalam menerapkan kehidupan bersama yang teratur, sehingga dapat menciptakan disiplin sebagai syarat utama terlahirnya suatu etika, sopan santun dan budi pekerti yang luhur yang selanjutnya tercipta pendidikan disiplin berlalu lintas sejak dini kemudian dapat tercapai guna mewujudkan keamanan, keselamatan ketertiban dan kelancaran lalu lintas yang teratus, dan labcar serta nyaman .

Jakarta, AGUSTUS 2008
KASILAT

SUBONO
AKBP NRP. 60060502

1 komentar:

Kezia Ardya mengatakan...

hebuat euiy...MR Redjo.... Nah gitu dong biar Polantas makin oce. Up date terus ya artikelnya soalnya kita udah mau skripsi nih...... tq